Santo Paulus dalam 1 Kor 3:9b-11, 16-17, mengatakan bahwa bait Allah itu adalah kudus. Karena bait Allah adalah tempat tahta Allah. Dikatakan pula bahwa bait Allah itu tubuh kita sendiri. Dengan kata lain, agar Allah mau bertahta di dalam tubuh kita, maka tubuh kita harus kudus. Baik bait Allah dan Allah sendiri itu kudus adanya, maka Allah juga akan tinggal di dalam diri kita, kalau kita menjalani hidup kudus.
Untuk mencapai kekudusan memang tidak mudah. Karena dunia ini dikuasai oleh iblis. Sementara itu dalam kehidupan kita, selalu melekat 7 (tujuh) dosa pokok yang barangkali dapat dimasukkan dalam katagori kedagingan, dan bukan hidup dalam Roh. Hidup yang penuh dengan kedagingan akan dikuasai oleh masalah-masalah dunia. Dalam dalam kedagingan, tidak ada kasih, damai suka cita, kesabaran, kelemah lembutan dan lain sebagainya.
Jadi kalau tubuh kita juga disebut bait kudus Allah, maka kita memang harus berjuang agar hidup kita menjadi kudus. Hikmat dunia, menurut Santo Paulus adalah suatu kebodohan bagi Allah.
Oleh karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas nama manusia, tapi bermegahlah dalam Kristus, karena semuanya milik Kristus. Dan Kristus itu adalah milik Allah.
Kalau Yesus melalui Injil Yohanes 2:13-22, marah kepada para saudagar di dalam Bait Allah merupakan gambaran yang jelas bahwa Bait Allah adalah tempat yang kudus, yang harus disucikan oleh semua orang. Setiap orang harus menghormati Bait Allah adalah kudus, karena di sanalah Allah bertahta. Sebagai tempat kudus, bait Allah tidak boleh dicemari oleh manusia. Dan untuk menjadi kudus harus dimulai dengan hidup yang rendah hati. Rendah hati bertentangan dengan kesombongan. Orang yang rendah hati umumnya dekat dengan Tuhan, sedangkan orang yang sombong umumnya jauh dari Tuhan.
Demikian renungan singkat hari ini. Tuhan berkati.-***
Doa,
Ya, Bapa, jadikan tubuhku sebagai tempat-Mu yang kudus.
Amin.
No comments:
Post a Comment