cari artikel disini

September 28, 2011

Sebuah Kesaksian Mengenai Kitab Mormon

Penatua Russell M. Nelson
Dari Kuorum Dua Belas Rasul
Ketika Anda membaca Kitab Mormon, pusatkan pikiran kepada sosok utama dalam kitab tersebut--dari pasal pertama sampai terakhir--Tuhan Yesus Kristus.
Tidak berapa lama setelah panggilan saya sebagai salah seorang dari Dua Belas Rasul, saya diminta menghadap ke kantor presiden kuorum kami, Presiden Ezra Taft Benson. Dia menunjukkan rasa khawatir yang dalam kalau anggota Gereja tidak sepenuhnya menghargai nilai Kitab Mormon. Dengan suara yang penuh perasaan, dia membaca bagian 84 Ajaran dan Perjanjian kepada saya :
"Pikiranmu pada masa lampau digelapkan karena ketidakpercayaan dan karena kamu menganggap ringan hal-hal yang telah kamu terima--
"Sifat suka berlagak dan ketidakpercayaan mana telah membawa seluruh gereja di bawah kutukan."1
Saat itu Presiden Benson berhasil menarik perhatian saya. Lalu dia menyelesaikan nasihatnya :
"Dan mereka akan tinggal di bawah kutukan ini sampai mereka bertobat dan mengingat perjanjian yang baru, yaitu Kitab Mormon."2
Saya tidak akan pernah lupa pelajaran itu. Sejak itu, Presiden Hunter, Presiden Hinckley, dan banyak pemimpin Gereja lainnya terus mengumandangkan Kitab Mormon kepada masyarakat di seluruh dunia.
Saya ingin menambahkan kesaksian saya akan keilahian kitab ini. Saya sudah sering membacanya. Saya juga telah membaca banyak tulisan tentang kitab ini. Beberapa pengarang memusatkan kepada ceritanya, orang-orangnya, atau sketsa sejarahnya saja. Yang lainnya tertarik pada susunan bahasanya atau catatan tentang senjatanya, letak tanahnya, kehidupan binatangnya, teknik bangunannya, atau cara-cara pengukurannya.
Hal-hal tersebut mungkin menarik, tetapi mempelajari Kitab Mormon akan lebih berhasil jika seseorang berpegang pada tujuan utamanya--bersaksi tentang Yesus Kristus. Jika dibandingkan, hal lainnya bersifat biasa-biasa saja.